1.
Organisasi
a. Pengetian Organisasi
Pengertian
organisasi yang umum kita dengar adalah sekumpulan orang yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan bersama (J.R. Schermehorn). Pengertian organisasi berbeda
dengan pengertian kelompok, akan tetapi apabila bila dilihat dari alasan atau sebab sebab orang
berkelompok, maka apabila memiliki tujuan bersama maka kelompok tersebut akan
bekerja sama untuk tujuan tersebut. Kemudian dilanjutkan oleh Bapak Chester J.
Bernard bahwa pengertian organisasi adalah kerja sama dua orang atau lebih,
suatu sistem dari aktivitas aktivitas (System from all activity) atau
kekuatan kekuatan (Strength) perorangan yang dikoordinasikan secara
sadar. Pengertian organisasi yang dikembangkan oleh Chester ini menekankan pada
bagian koordinasi dan sadar yang memiliki sistem. Hal tersebut wajar
dikarenakan tujuan bersama yang dibuat oleh setiap anggota organisasi haruslah
secara sadar kritis terbangun dalam visi misi (baca pengertian visi misi) organisasi.
Organisasi
adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb) sehingga
merupakan kesatuan yang teratur.
Pengertian
organisasi menurut Philip Selznick bahwa
organisasi adalah peraturan personil (arrangement of personal) guna mempermudah
pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan (for facilitating the
accomplishment of some agreed purpose) melalui alokasi fungsi dan tanggung
jawab (Through the allocation of functions and responsibilities).
Pengertian
organisasi menurut Stephen P. Robbinss adalah suatu kesatuan sosial yang telah
terkoordinasi secara sadar dengan adanya sebuah batasan yang relatif dan dapat
diidentifikasi serta bekerja berdasarkan yang relatif secara terus-menerus agar
dapat mencapai tujuan bersama.
Menurut
Richard Scott, Pengertian Organisasi ialah suatu kolektivitas yang sengaja
dibentuk untuk mencapai suatu tujuan khusus tertentu yang sedikit banyak
didasarkan pada asas kelangsungan.
b.
Unsur-unsur
Menuruth
Keith Davis ada tiga unsur penting partisipasi:
Unsur
pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu
keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya
keterlibatan secara jasmaniah.
Unsur
kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan
kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu
kelompok.
Unsur
ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol
dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa
“sense of belongingness”.
c. Jenis-jenis
·
Formal
·
Informal
·
Non
formal
Keith
Davis juga mengemukakan jenis-jenis partisipasi, yaitu sebagai berikut:
·
Pikiran
(psychological participation)
·
Tenaga
(physical partisipation)
·
Pikiran
dan tenaga
·
Keahlian
·
Barang
·
Uang
d. Syarat-syarat
Agar
suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan dengan efektif, membutuhkan
persyaratan-persyaratan yang mutlak yaitu .
·
Waktu.
Untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu. Waktu yang dimaksudkan disini
adalah untuk memahamai pesan yang disampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut
mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran
serta.
·
Bilamana
dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang, hendaknya dibatasi
seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan menimbulkan
efek negatif.
·
Subyek
partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi di mana individu
yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang menjadi perhatiannnya.
·
Partisipasi
harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang
bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama dengan
komunikator, dan kalupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh
komunikator.
·
Partisipasi
harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, misalnya
menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami, sehingga tercipta
pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil.
·
Para
pihak yang bersangkutan bebas di dalam melaksanakan peran serta tersebut sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan.
·
Bila
partisipasi diadakan untuk menentukan suatu kegiatan hendaknya didasarkan pada
kebebasan dalam kelompok, artinya tidak dilakukan pemaksaan atau penekanan yang
dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau jiwa pihak-pihak
yang bersangkutan. Hal ini didasarkan pada prisnsip bahwa partisipasi adalah
bersifat persuasif.
·
Partisipasi
dalam organisasi menekankan pada pembagian wewenang atau tugas-tugas dalam
melaksanakan kegiatannya dengan maksud meningkatkan efektif tugas yang
diberikan secara terstruktur dan lebih jelas.
e. Bentuk-bentuk organisasi
·
Organisasi
politik
·
Organisasi
sosial
·
Organisasi
mahasiswa
·
Organisasi
olahraga
·
Organisasi
sekolah
·
Organisasi
negara
·
Organisasi
pemuda
·
Organisasi
agama
2.
Manajemen
a. Pengertian Manajemen
Manajemen
merupakan inti dari administrasi, karena manajemen merupakan alat pelaksana
utama administrasi. Adapun pengertian manajemen menurut para ahli diantaranya
dikemukakan oleh Gibson, Donelly dan Ivancevich mendefinisikan manajemen
sebagai berikut:
Suatu
proses yang dilakukan oleh satu atau lebih individu untuk mengoordinasikan
berbagai aktivitas lain untuk mencapai hasil – hasil yang tidak bias dicapai
apabila satu individu bertindak sendiri.
b.
Latar
Belakang Sejarah Manajemen
Bukti
adanya praktik-praktik manajemen adalah pembangunan piramida di Mesir,
pembangunan tembok besar di Cina. Lalu contoh manajemen lainnya adalah pada era 1400-an, di Venesia, Italia, adanya
pusat perdagangan di Benua Eropa. Ada dua peristiwa bersejarah yang dapat
dijadikan sebagai latar belakang dan sejarah manajemen, yaitu pada tahun 1776,
dimana Adam Smith menerbitkan bukunya yang berjudul The Wealth of Nations,
dimana dalam bukunya ia menggagas manfaat yang dapat diperoleh masyarakat dan
organisasi dari penerapan pembagian kerja (division of labor). Peristiwa yang
kedua yaitu, revolusi industri di Prancis yang terjadi sekitar abad 18, dimana
peran tenaga mesin telah menggantikan tenaga manusia.
c.
Fungsi
dan Proses manajemen
Aspek
yang dikelola oleh manajemen mencakup produksi, pemasaran, SDM dan keuangan ,
dan sumbr daya lainnya. Fungsi-fungsi dasar manajemen dapat diringkas menjadi
empat fungsi dasar manajemen, yaitu :
·
Perencanaan,
fungsi perencanaan mencakup, penetapan sasaran, penetapan strategi, menyusun
rencana untuk memadukan dan mengkoordinasikan sejumlah kegiatan untuk mencapai
sasaran.
·
Pengorganisasian,
fungsi ini mencakup, apa yang harus dilakukan, bagaimana cara melakukannya,
siapa yang harus melakukannya, dan siapa kepada siapa harus melapor.
·
Memimpin,
tugas seorang manajer adalah bekerja melalui orang lain. Fungsinya adalah
mengarahkan dan memotivasi, memengaruhi individu atau tim untuk bekerja sama,
dan mencari komunikasi yang efektif untuk menyelesaikan konflik.
·
Mengendalikan,
fungsi ini menjamin sesuatu berjalan sesuai dengan semestinya, dengan cara
memantau dan menilai kinerja dengan membandingkan kinerja aktual dengan sasaran
yang telah ditetapkan.
Fungsi-fungsi
manajemen diatas bertujuan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam
organisasi.
Proses
manajemen adalah serangkaian kegiatan dan keputusan seorang manajer sewaktu
merancang, mengatur, mengorganisasi, memimpin, atau melaksanakan kegiatan usaha
dan mengendalikan usahanya.
d.
Ciri-Ciri
Manajer Profesional
Definisi
sederhana tentang profesional dapat diberlakukan pada profesi manajer. Pertama,
seorang manajer profesional adalah seorang yang hidup dari profesinya sebagai
manajer, bukan manajer amatiran atau bekerja sambilan. Kedua, seorang manajer
profesional tentunya diharapkan betul-betul melaksanakan tugasnya layaknya
seorang profesional dalam bidang lainnya dan mempunyai kemampuan dan
pengetahuan yang tinggi untuk mencapai keberhasilannya.
e.
Ketrampilan
Manajemen yang Dibutuhkan
Ketrampilan
atau kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk menjadi seorang manajer
profesional ada 3, yaitu :
·
Kemampuan
teknis
·
Kemampuan
Interaksi Antar Manusia.
·
Kemampuan
dalam Penetapan Visi, Misi, dan Strategis.
3.
Tata
Kerja
a.
Pengertian
Tata Kerja
Tata kerja atau metode adalah
suatu cara bagaimana agar sumber – sumber yang tersedia dapat digunakan dengan
waktu yang tersedia dan dapat digunakan dengan cara teratur dan terarah dalam
melakukan kegiatan manajemen.
b.
Manfaat
Tata Kerja
Tata kerja yang teratur serta
terarah membuat proses berlangsungnya kegiatan manajemen semakin baik, tata
kerja merupakan proses kegiatan kerja yang dilakukan secara ilmiah dan praktis,
selain itu pemakaian tata kerja juga dapat ditujukan untuk:
·
Menghindari
terjadinya pemborosan dalam pendayagunaan sumber – sumber waktu yang tersedia.
·
Menjamin
pembagian kerja serta waktu secara terkoordinasi.
·
Menghindari
masalah – masalah yang ada serta kesimpangsiuran dalam proses tujuan yang ingin
tercapai.
c.
Hubungan
Manajemen dan Tata Kerja
Manajemen dan Tata Kerja
merupakan faktor utama dalam tercapai nya target, seperti manajemen yang
teroganisir dan tata kerja yang terencana dengan baik akan mampu menyelesaikan
pekerjaan sesuai target yang ditetapkan,
4.
Hubungan
Manajemen, Organisasi dan Tata Kerja
Berdasarkan
penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa organisasi, manajemen, dan tata
kerja berkaitan satu sama lain. Manajemen adalah proses kegiatan pencapaian
tujuan melalui kerja sama antar manusia. Untuk melaksanakannya diperlukan
organisasi sebagai wadah atau alat untuk mencapai tujuan tersebut. Kemudian untuk
mengetahui bagaimana kegiatan kerja sama tersebut sebaiknya dilakukan,
dibutuhkan Tata Kerja atau metode untuk mencapainya dengan efisien dan tepat.
Refrensi:
Ratminto
dan Septi Winarsih, Manajemen Pelayanan (2005:1)
http://soniafebriyani.blogspot.co.id/2012/06/manajemen-dan-tata-kerja.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar