Perkembangan
internet, khususnya fenomena penggunaan social media beberapa tahun terakhir
ini sungguh sangat mencengangkan. Semua orang seolah-olah mulai
berbondong-bondong menuju tren digital
ini, mereka menemukan media baru untuk mengekspreksikan diri, membentuk opini,
berbagi informasi atau sekedar mencari kawan. Media baru ini bersifat
interaktif, horisontal dan mencerdaskan yang membuat cara berkomunikasi berubah
sama sekali.
Data
kuantitatif dari penggunaan social media, khususnya Facebook dan Twitter di
Indonesia saja menyebutkan bahwa 15% tweet di dunia berasal dari Indonesia, per
Januari 2011 ada sekitar 4.883.228 akun twitter yang berasal dari Indonesia dan
sekaligus menempatkan Indonesia di urutan kedua untuk jumlah akun Facebook
terbersar di Dunia. Tentu, dengan data statistik tersebut bisa dilihat betapa
besarnya potensi yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh perusahaan untuk
mengembangkan peluang-peluang baru atau sekedar untuk bisa bertahan ditengah
persaingan.
Setelah
mengetahui besarnya potensi dari tren yang terus meningkat ini, pertanyaanya
sekarang adalah apa saja manfaat dari potensi sosial media tersebut? Dan
Bagaimana Memanfaatkannya?
1.
Sosial
Media Sebagai Sarana Penguat Bisnis
Dalam
buku Cracking Zone (Rhenald Kasali), dipaparkan sebuah studi dari lembaga riset
Ericsson yang menyebutkan bahwa salah satu alasan masyarakat Indonesia begitu
gandrung dengan teknologi mobile adalah bahwa teknologi ini digunakan sebagai
sarana untuk menguatkan bisnis. Jika dulu banyak perusahaan yang antipati
terhadap adanya sosial media, karena dianggap dapat menurunkan produktifitas
perusahaan, maka akhir-akhir ini trennya justru sebaliknya, banyak perusahaan
mulai mengikuti arus perubahan ini.
Perusahaan
PR Burson-Masteller merilis survey tentang pengaruh sosial media ini dalam
laporan “Global Social Media Check Up 2011” yang menyebutkan bahwa 25%
perusahaan di dunia menggunakan empat platform besar media sosial, yakni
Facebook, Twitter, Youtube dan Blog, sedangkan 84% lainnya menggunakan minimal
satu dari empat platform tersebut. Khusus untuk Twitter, sebanyak 67%
perusahaan tersebut menggunakan twitter untuk mention ke pengguna lain dan 57%
menggunakannya untuk retweet.
Setidaknya
ada beberapa alasan yang mendasari beberapa perusahaan mulai masuk ke dalam sosial
media, antara lain adalah:
a.
Mampu
meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan
konsumen. Seperti dikatakan diatas, sosial media mampu merubah gaya
komunikasi menjadi lebih interaktif dan partisipatif, hal ini menyebabkan
hubungan antara perusahaan dengan konsumennya menjadi lebih intens, lebih
personal dan setara (horisontal). Media sosial memungkinkan konsumen untuk
berkomentar langsung dengan apa yang sedang dilakukan atau yang sedang terjadi
dengan perusahaan tersebut. Dengan menciptakan satu akun atau fanpages di
Facebook atau bisa juga dengan sebuah akun Twitter, sebuah brand bisa
berkomunikasi dengan konsumen dengan mudah dan dekat. Seperti yang dilakukan
oleh SoyJoy dengan program SoyJoy Healthylicious di twitter yang memungkinkan
adanya percakapan secara kontinu antara brand dengan konsumen dan konsumen
dengan konsumen lainnya.
b.
Mampu
mempercepat proses pembuatan keputusan. Dengan melemparkan sebuah topik atau
survey akan sesuatu, maka konsumen dapat memberikan pendapatnya akan sesuatu
tersebut dengan cepat, sehingga memudahkan untuk dapat membuat keputusan secara
cepat. Sebagai contoh, Adrie Subono pemilik Java Musikindo, melalui akun
twitternya seringkali melemparkan sebuah gagasan tentang event yang akan
diadakan sehingga membuat para followernya ikut memberikan
pendapat-pendapatnya.
c.
Meningkatkan
brand awareness dan user engagement. Dengan sosial media, maka sebuah brand
mampu mengumpulkan komunitas-komunitasnya dalam satu wadah tertentu, hal ini
tentu saja akan memudahkan brand untuk melakukan promosi atau sekedar untuk
berinteraksi dengan konsumen. Sebagai konsumen pun merasa semakin dilibatkan
dalam berbagai hal, karena suaranya semakin mudah terdengar. Salah satu
pemanfaatan sosial media untuk peningkatan brand awareness dan user engagement
adalah dengan pembuatan Facebook fanpages. Akun Facebook Groovy Nations
digunakan sebagai media untuk menampung komunitasnya dan sebagai media promosi.
d.
Memudahkan
viral marketing. Sebuah riset menyebutkan bahwa per Januari 2011 sebanyak 53%
tweet adalah sebuah re-tweet. Hal ini dapat diartikan bahwa sebuah ide dapat
berkembang lebih cepat dengan melemparkan ide tersebut di ranah twitterland.
Sour Sally membuat satu tweet lewat akunnya tentang informasi diskon yang
berlangsung dan tweet tersebut langsung menyebar sampai ribuan kali re-tweet.
e.
Menurunkan
biaya. Sosial media meningkatkan efisiensi dari perusahaan, antara lain
mengurangi biaya komunikasi karena dengan sosial media setiap user adalah “juru
bicara”, dapat juga mengurangi biaya riset karena sosial media memudahkan untuk
melakukan survey langsung kepada konsumen dan mendapatkan masukan langsung dari
konsumen.
2.
Sosial
Media dan Fenomena “Koin Prita”
Social
media juga kadang memberikan efek yang kurang baik bagi sebuah brand jika tanpa
dikelola secara baik. Dengan hubungan yang egaliter antara pemilik brand dan
user maka selain memudahkan tersebarnya pesan positif namun juga sebaliknya:
dapat cepat menyebarkan pesan negatif. Tentu kita ingat akan fenomena “koin
Prita”, dengan hanya sebuah pesan maka dampak negatif dari pemilik brand dapat
dengan segera tersebar.
Bagi
sebuah organisasi atau perusahaan yang tidak siap, maka akan tergagap-gagap
dengan arus perubahan ini. Sebuah perusahaan atau organisasi akan lebih
terkontrol secara sosial, oleh karena itu dibutuhkan sebuah rencana dan
pendekatan yang baru untuk dapat masuk ke dalam sosial media. Perusahaan yang
masuk ke dalam sosial media dengan dasar “ikut trend”, tanpa rambu-rambu dan
tujuan yang jelas maka akan berjalan stagnan dan cenderung akan tidak
produktif.
3.
Kesimpulan
Adanya
sosial media memberikan sebuah channel baru bagi perusahaan untuk berinteraksi
secara berbeda dengan konsumen. Jika mampu dimanfaatkan dan dikelola secara
baik, maka dapat memberikan banyak dampak positif bagi perusahaan. Namun begitu
pula sebaliknya, tanpa adanya tujuan, rencana dan rambu-rambu yang jelas, maka
akan memberikan kerugian bagi perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar