Minggu, 27 September 2015

Peranan dan Manfaat Sosial Media bagi Perusahaan

Perkembangan internet, khususnya fenomena penggunaan social media beberapa tahun terakhir ini sungguh sangat mencengangkan. Semua orang seolah-olah mulai berbondong-bondong  menuju tren digital ini, mereka menemukan media baru untuk mengekspreksikan diri, membentuk opini, berbagi informasi atau sekedar mencari kawan. Media baru ini bersifat interaktif, horisontal dan mencerdaskan yang membuat cara berkomunikasi berubah sama sekali.
Data kuantitatif dari penggunaan social media, khususnya Facebook dan Twitter di Indonesia saja menyebutkan bahwa 15% tweet di dunia berasal dari Indonesia, per Januari 2011 ada sekitar 4.883.228 akun twitter yang berasal dari Indonesia dan sekaligus menempatkan Indonesia di urutan kedua untuk jumlah akun Facebook terbersar di Dunia. Tentu, dengan data statistik tersebut bisa dilihat betapa besarnya potensi yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mengembangkan peluang-peluang baru atau sekedar untuk bisa bertahan ditengah persaingan.
Setelah mengetahui besarnya potensi dari tren yang terus meningkat ini, pertanyaanya sekarang adalah apa saja manfaat dari potensi sosial media tersebut? Dan Bagaimana Memanfaatkannya?
1.      Sosial Media Sebagai Sarana Penguat Bisnis
Dalam buku Cracking Zone (Rhenald Kasali), dipaparkan sebuah studi dari lembaga riset Ericsson yang menyebutkan bahwa salah satu alasan masyarakat Indonesia begitu gandrung dengan teknologi mobile adalah bahwa teknologi ini digunakan sebagai sarana untuk menguatkan bisnis. Jika dulu banyak perusahaan yang antipati terhadap adanya sosial media, karena dianggap dapat menurunkan produktifitas perusahaan, maka akhir-akhir ini trennya justru sebaliknya, banyak perusahaan mulai mengikuti arus perubahan ini.
Perusahaan PR Burson-Masteller merilis survey tentang pengaruh sosial media ini dalam laporan “Global Social Media Check Up 2011” yang menyebutkan bahwa 25% perusahaan di dunia menggunakan empat platform besar media sosial, yakni Facebook, Twitter, Youtube dan Blog, sedangkan 84% lainnya menggunakan minimal satu dari empat platform tersebut. Khusus untuk Twitter, sebanyak 67% perusahaan tersebut menggunakan twitter untuk mention ke pengguna lain dan 57% menggunakannya untuk retweet.
Setidaknya ada beberapa alasan yang mendasari beberapa perusahaan mulai masuk ke dalam sosial media, antara lain adalah:
a.       Mampu meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan  konsumen. Seperti dikatakan diatas, sosial media mampu merubah gaya komunikasi menjadi lebih interaktif dan partisipatif, hal ini menyebabkan hubungan antara perusahaan dengan konsumennya menjadi lebih intens, lebih personal dan setara (horisontal). Media sosial memungkinkan konsumen untuk berkomentar langsung dengan apa yang sedang dilakukan atau yang sedang terjadi dengan perusahaan tersebut. Dengan menciptakan satu akun atau fanpages di Facebook atau bisa juga dengan sebuah akun Twitter, sebuah brand bisa berkomunikasi dengan konsumen dengan mudah dan dekat. Seperti yang dilakukan oleh SoyJoy dengan program SoyJoy Healthylicious di twitter yang memungkinkan adanya percakapan secara kontinu antara brand dengan konsumen dan konsumen dengan konsumen lainnya.
b.      Mampu mempercepat proses pembuatan keputusan. Dengan melemparkan sebuah topik atau survey akan sesuatu, maka konsumen dapat memberikan pendapatnya akan sesuatu tersebut dengan cepat, sehingga memudahkan untuk dapat membuat keputusan secara cepat. Sebagai contoh, Adrie Subono pemilik Java Musikindo, melalui akun twitternya seringkali melemparkan sebuah gagasan tentang event yang akan diadakan sehingga membuat para followernya ikut memberikan pendapat-pendapatnya.
c.       Meningkatkan brand awareness dan user engagement. Dengan sosial media, maka sebuah brand mampu mengumpulkan komunitas-komunitasnya dalam satu wadah tertentu, hal ini tentu saja akan memudahkan brand untuk melakukan promosi atau sekedar untuk berinteraksi dengan konsumen. Sebagai konsumen pun merasa semakin dilibatkan dalam berbagai hal, karena suaranya semakin mudah terdengar. Salah satu pemanfaatan sosial media untuk peningkatan brand awareness dan user engagement adalah dengan pembuatan Facebook fanpages. Akun Facebook Groovy Nations digunakan sebagai media untuk menampung komunitasnya dan sebagai media promosi.
d.      Memudahkan viral marketing. Sebuah riset menyebutkan bahwa per Januari 2011 sebanyak 53% tweet adalah sebuah re-tweet. Hal ini dapat diartikan bahwa sebuah ide dapat berkembang lebih cepat dengan melemparkan ide tersebut di ranah twitterland. Sour Sally membuat satu tweet lewat akunnya tentang informasi diskon yang berlangsung dan tweet tersebut langsung menyebar sampai ribuan kali re-tweet.
e.       Menurunkan biaya. Sosial media meningkatkan efisiensi dari perusahaan, antara lain mengurangi biaya komunikasi karena dengan sosial media setiap user adalah “juru bicara”, dapat juga mengurangi biaya riset karena sosial media memudahkan untuk melakukan survey langsung kepada konsumen dan mendapatkan masukan langsung dari konsumen.

2.      Sosial Media dan Fenomena “Koin Prita”
Social media juga kadang memberikan efek yang kurang baik bagi sebuah brand jika tanpa dikelola secara baik. Dengan hubungan yang egaliter antara pemilik brand dan user maka selain memudahkan tersebarnya pesan positif namun juga sebaliknya: dapat cepat menyebarkan pesan negatif. Tentu kita ingat akan fenomena “koin Prita”, dengan hanya sebuah pesan maka dampak negatif dari pemilik brand dapat dengan segera tersebar.
Bagi sebuah organisasi atau perusahaan yang tidak siap, maka akan tergagap-gagap dengan arus perubahan ini. Sebuah perusahaan atau organisasi akan lebih terkontrol secara sosial, oleh karena itu dibutuhkan sebuah rencana dan pendekatan yang baru untuk dapat masuk ke dalam sosial media. Perusahaan yang masuk ke dalam sosial media dengan dasar “ikut trend”, tanpa rambu-rambu dan tujuan yang jelas maka akan berjalan stagnan dan cenderung akan tidak produktif.
3.      Kesimpulan

Adanya sosial media memberikan sebuah channel baru bagi perusahaan untuk berinteraksi secara berbeda dengan konsumen. Jika mampu dimanfaatkan dan dikelola secara baik, maka dapat memberikan banyak dampak positif bagi perusahaan. Namun begitu pula sebaliknya, tanpa adanya tujuan, rencana dan rambu-rambu yang jelas, maka akan memberikan kerugian bagi perusahaan.